Akhir-akhir ini publik Indonesia sedang digegerkan oleh merebaknya serangan siber ransomware.
Pasalnya serangan tersebut menyasar Pusat Data Nasional atau PDN milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Badan Siber dan Sandi Negara disebut-sebut gagal menjalankan tugas dan fungsinya mencegah serangan yang mengancam bobolnya data pribadi masyarakat yang tersimpan di PDN.
Alih-alih menjelaskan rencana penanganan krisis ke khalayak luas, BSSN malah membuat konten video yang menjelaskan soal ransomware melalui akun X resminya.
“Ransomware,” cuit BSSN singkat yang mengunggah konten itu pada 27 Juni 2024.
Video berdurasi 1 menit 1 detik itu menayangkan seorang pria muda yang mengenakan kemeja coklat muda menyampaikan narasinya.
“Ransomware adalah salah satu taktik lain yang digunakan oleh peretas,” kata narator.
“Tujuannya adalah untuk menyandera data perusahaan sampai pengguna yang terkena dampak membayar jumlah uang tertentu, yang seringkali bisa sangat besar,” sambungnya.
Narator mengatakan ransomware masih menjadi momok serangan bagi perusahaan di tahun 2022 dan menjadi salah satu tren serangan di masa depan.
“Serangan (ransomware) ini dapat menggunakan email untuk menembus sistem,” ujarnya.
“Tetapi juga dapat dilakukan dengan mengunjungi situs web yang terinfeksi, mengklik iklan online dengan kode berbahaya, atau peretas yang mengeksploitasi kerentanan jaringan,” lanjutnya.
Narator juga menyebutkan jika pencegahan serangan ransomware membutuhkan kombinasi.
“Dari melatih pegawai untuk berhati-hati terkait situs web yang mereka kunjungi, dan tetap rajin dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan sistem yang dimiliki perusahaan,” ungkapnya.
“Tetap waspada, jaga data, jaga ruang siber kita,” tandasnya.
Alih-alih diapresiasi warganet, konten BSSN ini justru menuai banyak hujatan warganet.
Pria muda selaku narator dinilai warganet sebagai ‘tameng’ atas bobroknya kinerja BSSN melindungi ruang siber Indonesia.
“Sedih ya mas, kerja bareng orang-orang tua yang gak tahu ranah kerjaannya,” cela @sebutir_baja.
“Mas kalau ‘tersandera’, next konten kasih kami kode/sinyal ya, moga baik-baik saja,” sindir @ikhwanuddin.
Sebagian warganet lain mempertanyakan urgensi dan keperluan dari pembuatan konten seperti itu.
“Manajemen krisisnya gimana sih ini, bukannya ngasih update plan after tragedi kemarin apa malah ngonten edukasi yang sudah telat,” heran @ahnafau.
“Bikin ini tujuannya buat apa ya? Mana captionnya cuma ‘Ransomware’,” tanya @deristnoor.(*)
%20(Custom).jpg)
