Perang proksi NATO melawan Rusia di Ukraina tidak hanya kehabisan amunisi, namun juga dengan cepat kehabisan personel militer, dengan semakin banyak pria usia tempur yang tewas dalam pertempuran, meninggalkan negara tersebut, atau menghindari wajib militer. Ketika pasukan Rusia terus bergerak maju di zona operasi militer, bantuan Barat pun berkurang sedikit.
Panglima Tertinggi Ukraina Oleksandr Syrsky mengakui situasi “ sulit ” yang dihadapi pasukan Kiev di garis depan.
“Situasi di wilayah di mana pasukan Ukraina beroperasi masih sulit,” tulis Syrsky di saluran Telegramnya.
Dia mencatat bahwa pasukan Rusia memanfaatkan kapasitas kekuatan udara mereka, serta keunggulan dalam rudal dan amunisi artileri.
Syrsky membuat pengakuan dengan enggan setelah Angkatan Darat Rusia memasuki pinggiran kota Chasov Yar pada hari Jumat. Seorang penasihat kepala Republik Rakyat Donetsk, Yan Gagin , mengatakan kepada Sputnik bahwa wilayah tersebut telah ditambang dan terdapat benteng serius di kota yang telah dibangun oleh Ukraina selama setahun. Militer Rusia hampir mengambil kendali atas semua rute pasokan Ukraina di dekat Chasov Yar dan mengganggu logistik mereka, tambahnya.
Pembebasan Chasov Yar akan membuka jalan bagi kemajuan dalam apa yang disebut aglomerasi Kramatorsk-Slavyansk, dan, oleh karena itu, menjadi penting untuk membebaskan Republik Rakyat Donetsk dari kekuatan rezim neo-Nazi Kiev.
Awal pekan ini, panglima tertinggi Ukraina mengatakan bahwa Kiev merencanakan perombakan lebih lanjut kepemimpinan militer dan staf umum di tengah kegagalan medan perang yang sedang berlangsung .
Syrsky menggembar-gemborkan rencana untuk mendatangkan petugas yang “ lebih berpengalaman ” dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah Ukraina. “ Markas besar kami harus mengetahui semua kebutuhan medan perang dan harus memahami situasi di setiap bagian garis depan ,” kata Syrsky.
Oleksandr Syrsky dipromosikan setelah perombakan besar-besaran komando militer Ukraina oleh Presiden Volodymyr Zelensky pada bulan Februari. Pada saat itu, Panglima Jenderal Valery Zaluzhny ditukar dengan Syrsky.
Pergantian kabinet dan militer terjadi ketika rezim Kiev menghadapi berkurangnya personel dan sumber daya, khususnya amunisi . Paket bantuan AS senilai lebih dari $60 miliar untuk Ukraina saat ini diblokir oleh Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat. Pemungutan suara di DPR mengenai bantuan tersebut kemungkinan tidak akan dilakukan hingga setidaknya pertengahan April, Bloomberg melaporkan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru-baru ini melakukan perombakan kabinet lagi, dan menurunkan usia minimum wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun pada minggu ini di tengah meningkatnya jumlah penghindar wajib militer. [SP-TK]