Investor asing disebut cemas tentang calon menteri keuangan dalam kabinet Prabowo Subianto, terutama dengan spekulasi bahwa Sri Mulyani tidak akan bergabung dalam kabinet tersebut.
Melansir Nikkei, Kepala Ekonom Mitsui & Co. Global Strategic Studies Institute, Harue Shimato mengatakan kehadiran Sri Mulyani dianggap penting oleh pasar modal Jepang, dan absennya bisa berpotensi mengganggu stabilitas keuangan di Indonesia.
Sebab, Sri Mulyani yang telah memimpin reformasi di Kementerian Keuangan, termasuk di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), dianggap sebagai tokoh kunci dalam menjaga kestabilan ekonomi.
"Kepergiannya (Sri Mulyani) dari kabinet dapat memicu kekhawatiran bahwa korupsi akan kembali ke kementerian, yang dapat menyebabkan destabilisasi fiskal," kata Shimato dikutip dari Nikkei, Jumat (8/3/2024).
Di sisi lain, Shimato menyebutkan Indonesia tidak bisa selamanya bergantung kepada Menteri Sri Mulyani dan perlu mempromosikan teknokrat muda secara internasional.
Senada, Analis Utama Indonesia di Global Counsel, Dedi Dinarto menyatakan bahwa dengan mempertimbangkan rekam jejak Sri Mulyani dalam reformasi dan pengelolaan fiskal yang ketat, absennya dari kabinet Prabowo bisa membawa risiko yang besar terhadap stabilitas fiskal Indonesia.
"Kita harus mengharapkan dunia usaha dan investor untuk tetap memperhatikan siapa yang akan menangani portofolio pembiayaan. Dan apakah kebijakan fiskal berikutnya akan merugikan minat dunia usaha," katanya.
Sementara itu, Calon Presiden Prabowo Subianto mencoba mengurangi kegelisahan dengan mengapresiasi kinerja ekonomi dan pengelolaan keuangan yang efektif di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi telah membantu Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang solid dan menjaga inflasi tetap terkendali di tengah tantangan ekonomi global.
"Kami bertekad untuk mempertahankan lintasan ini," kata Prabowo di Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Laporan lain juga menyebutkan bahwa Jokowi telah meminta Prabowo untuk menjaga beberapa orang dekatnya di dalam kabinet, termasuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.